Digital Entrepreneurship Skip to main content

Digital Entrepreneurship

 Oleh: Mardyah Alviani Batubara “The internet and digital technologies are transforming our world. Digital technology has to be our future.” Dua kalimat dari Jean Claude Juncker ini menggambarkan dengan jelas bahwa dunia saat ini, dan di masa depan akan selalu membutuhkan digital technology. Teknologi telah berkembang pesat selama beberapa tahun terakhir, dan sampai saat ini hampir semua kegiatan manusia tidak dapat dipisahkan dari kemudahan yang diberikan teknologi. Menurut data tahun 2020, dari 268 juta penduduk Indonesia, 150 juta penduduk Indonesia sudah menggunakan internet. Secara keseluruhan, mereka yang sudah menggunakan internet ini juga sudah aktif mengakses dan menggunakan media sosial, dan 80% dari pengguna aktif media sosial ini mengakses media sosial dengan menggunakan smartphone. Pertumbuhan penggunaan smartphone ini bahkan lebih cepat dibandingkan pertumbuhan penduduk di Indonesia. Saat ini smartphone bukan lagi barang mewah yang hanya dimiliki segelintir orang, nam...

Digital Entrepreneurship

 Oleh: Mardyah Alviani Batubara

“The internet and digital technologies are transforming our world. Digital technology has to be our future.” Dua kalimat dari Jean Claude Juncker ini menggambarkan dengan jelas bahwa dunia saat ini, dan di masa depan akan selalu membutuhkan digital technology. Teknologi telah berkembang pesat selama beberapa tahun terakhir, dan sampai saat ini hampir semua kegiatan manusia tidak dapat dipisahkan dari kemudahan yang diberikan teknologi. Menurut data tahun 2020, dari 268 juta penduduk Indonesia, 150 juta penduduk Indonesia sudah menggunakan internet. Secara keseluruhan, mereka yang sudah menggunakan internet ini juga sudah aktif mengakses dan menggunakan media sosial, dan 80% dari pengguna aktif media sosial ini mengakses media sosial dengan menggunakan smartphone. Pertumbuhan penggunaan smartphone ini bahkan lebih cepat dibandingkan pertumbuhan penduduk di Indonesia. Saat ini smartphone bukan lagi barang mewah yang hanya dimiliki segelintir orang, namun hampir semua penduduk Indonesia sudah biasa memilikinya. Smartphone mengandung banyak aplikasi media sosial yang kemudian menjadi bahan konsumsi masyarakat setiap hari, bahkan beberapa orang membuka media sosial mereka sejak mereka bangun dan membuka mata sampai di saat mereka akan tertidur. Hal ini dibuktikan oleh data yang didapat pada tahun 2019 yang menemukan bahwa durasi rata-rata orang dalam menggunakan media sosial adalah 8 jam. Selain itu, adanya pandemi Covid-19 yang muncul di tahun 2020 juga meningkatkan penggunaan smartphone dan akses ke internet. Kewajiban untuk diam di rumah membuat banyak lapisan masyarakat yang menghabiskan waktu mereka untuk melakukan sesuatu di internet. 

Perkembangan teknologi yang cepat tersebut juga mempengaruhi aspek bisnis. Dengan adanya penggunaan smartphone yang semakin meluas, masyarakat juga akan mengubah perilaku mereka dalam mencari produk yang ingin mereka beli. Metode pemasaran konvensional seperti papan billboard dan spanduk di jalanan akan menjadi kurang efektif. Hal ini dikarenakan pemasaran konvensional membutuhkan biaya, waktu dan usaha yang lebih banyak. Cakupan pasar yang dapat dijangkau metode pemasaran konvensional juga tidak besar dan terbatas. Seperti contoh, jika seorang pelaku usaha menggunakan metode pemasaran kovensional dengan memasang iklan produknya di papan billboard jalan. Bayangkan, berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk mencetak bahan iklan serta menyewa papan tersebut. Papan tersebut juga hanya dapat menjangkau pasar di daerah tertentu saja, karena posisi nya hanya diam di satu tempat. Ditambah dengan kondisi pandemi saat ini, dimana masih banyak masyarakat yang memilih untuk tidak keluar dari rumah, sehingga jika tetap memakai metode konvensional akan rugi. Oleh karena itu, pelaku-pelaku usaha sebaiknya pindah ke metode digital marketing, dimana pemasaran dilakukan lewat platform digital seperti media sosial dan marketplace. Digital marketing merupakan alternatif pemasaran yang lebih mudah, cepat dan tidak menguras biaya, sehingga dapat digunakan juga untuk pelaku usaha yang masih baru merintis atau baru membuka toko. Contoh sederhana dari digital marketing adalah seperti ibu-ibu rumah tangga saat ini yang suka memasarkan produk-produk jualan mereka di story Whatsapp. Iklan seperti ini juga termasuk dalam bentuk digital marketing. Sangat mudah untuk dipelajari dan dilakukan. 

Penerapan digital marketing memang bukan hal yang sulit, namun penting bagi pelaku-pelaku usaha untuk memiliki rancangan pemasaran yang baik dan matang sebelum mulai terjun ke digital marketing. Merancang strategi pemasaran salah satunya dapat dilakukan dengan menerapkan SOSTAC marketing diagram. Model SOSTAC diciptakan oleh Paul Smith, yang merepresentasikan 6 area kampanye pemasaran. Bagian pertama dari SOSTAC adalah Situation Analysis, dimana pada bagian ini, pelaku usaha harus dapat menganalisis usaha mereka ada di posisi apa dalam pasar. Pelaku usaha menentukan posisi usaha mereka dengan beberapa poin, pertama ada goal performance, dimana pelaku usaha menganalisis usaha mereka dengan 5S objektif: sell, serve, sizzle, speak dan save. Pertama ada sell dimana pelaku harus menganalisis tingkat penjualan saat ini seperti apa, kemudian ada serve dimana pelaku usaha melihat selama ini bagaimana pelayanan yang telah diberikan kepada konsumen dan apa value added yang usaha mereka berikan. Ketiga, ada save yang menganalisis efisiensi biaya dengan adanya digital marketing. Selanjutnya ada speak yang membicarakan tentang bagaimana pelaku usaha dapat melakukan engagement dengan konsumen mereka, dan terakhir ada sizzle tentang bagaimana pelaku usaha melakukan extension atau perpanjangan layanan dengan usaha mereka. Seperti contoh, yang dulunya hanya dijual lewat toko fisik, pelaku usaha dapat melakukan extension dan menjangkau pasar lebih luas dengan berjualan di media sosial atau marketplace. Selain itu, customer insight juga dapat membantu dalam menentukan posisi usaha, konsumen akan dapat menilai usaha tersebut karena membeli produk mereka. Analisis SWOT dari marketplace untuk melihat kelemahan, kelebihan, ancaman dan peluang usaha saat ini, persepi brand, kapabilitas dan sumber daya internal juga dapat memperlihatkan posisi usaha. 

Setelah mengetahui posisi usaha, pelaku usaha perlu menetapkan objectives atau tujuan yang ingin dicapai usaha mereka. Pada tahap ini akan muncul pertanyaan, “Where do we want to be?” dimana menjelaskan tentang posisi mana yang ingin dicapai sebuah usaha. Analisis 5S kembali digunakan disini, dengan sisi pandang yang berbeda. Pada tahap ini, pelaku usaha memakai 5S untuk menentukan tujuan mereka. Objectives kemudian akan digunakan sebagai dasar untuk menyusun strategy atau penjelasan tentang bagaimana pelaku dapat mencapai tujuan atau objective tersebut. Setelah mendapatkan tujuan, pelaku usaha dapat membuat strategi, dengan menjawab pertanyaan, “how do we get there?”. Ada beberapa poin yang harus dilakukan pada tahapan ini, yang pertama adalah STP (segmenting, targeting, and positioning), lalu ada OVP (online value proposition) yang menjelaskan tentang value yang diunggulkan pelaku usaha pada usaha mereka. Selanjutnya ada sequence dimana pelaku usaha melakukan kredibilitas produk mereka lewat media digital, hal ini dapat dilakukan dengan contoh mencari review dari konsumen sebuah usaha. Dengan digital marketing, pelaku usaha dapat mengumpulkan review dengan lebih mudah. Kemudian ada integration dan tools, yaitu apa alat yang digunakan untuk memasarkan, misal media sosial, web, dan lain-lain. 

Setelah menentukan strategi, pelaku usaha dapat menyusun tactics, atau langkah-langkah apa yang harus dilakukan pelaku usaha dalam mewujudkan strategy agar mencapai objectives. Pelaku usaha harus melaksanakan beberapa poin untuk dapat menentukan tactics, yaitu e-marketing mix, details of contact strategy dan ecampaign initiatve schedule. Poin-poin ini semua menjelaskan tentang apa yang pelaku usaha harus lakukan dalam menjalankan strategi mereka, seperti contoh penjadwalan kampanye, iklan, atau lain-lain. Kemudian, ada tahap actions atau aksi yang harus dilakukan dengan bersungguh-sungguh agar dapat mencapai tujuan sesuai dengan keinginan pelaku usaha di awal, di tahap ini pelaku usaha menerapkan tactics yang sudah mereka susun. Terakhir, ada tahap control dimana pelaku usaha harus memonitor berjalannya aksi pemasaran dan mengevaluasi jika ada yang kurang. Pelaku usaha harus menganalisis dan mengevaluasi aksi aksi pemasaran yang sudah berjalan dengan KPI, seperti contoh mengukur sudah berapa followers yang didapatkan di media sosial dan berapa dari followers tersebut yang membeli produk. Tahap ini penting untuk dilakukan agar pelaku usaha dapat mengetahui apakah ada yang harus ditingkatkan dalam pemasaran mereka. Pelaku usaha dapat menggunakan SOSTAC ini untuk menetapkan langkah-langkah mereka dalam digital marketing, dengan menguasai metode ini dan berani beradaptasi, pelaku usaha pasti akan berhasil mengembangkan usaha mereka dan menjadi digital entrepreneur, meski diterpa pandemi Covid-19.

https://www.duniakampus40.net/

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kepemimpinan Wirausaha di Era Digital

Oleh : Mardyah Alviani Batubara Wirausaha digital ( digital entrepreneurship ), yaitu bidang kewirausahaan yang memanfaatkan pengaruh   perubahan digital yang beragam di dalam bisnis dan masyarakat. Secara istilah,   Digitalpreneur yaitu terdiri dari kata digital dan entrepreneur . Pengertian digital dalam arti luas adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan angka atau digit. Sedangkan pengertian digital dalam arti sempit yaitu suatu teknologi yang mana mempunyai outpu t berupa angka. Digital sendiri merupakan lawan kata dari analog. Untuk analog menggunakan jarum sebagai penunjuk hasil. Sedangkan digital menggunakan analisis yang berupa angka dalam perhitungan ataupun penomoran. Tetapi pengertian digital dalam digitalpreneur mengarah pada dunia internet, Sementara arti dari entrepreneur atau wirausaha adalah seorang yang mempunyai keberanian besar untuk memanfaatkan peluang dan kreatifitas menjadi ladang usaha bisnis. Dari pengertian tersebut, entrepreneur merujuk pada...

Membuat Poster Menggunakan Microsoft Word

 Oleh : Mardyah Alviani Batubara Sobat dunia kampus* pasti sering kali mendapatkan tugas yang berhubungan dengan Microsoft Word.  Fungsi utama Microsoft Word sendiri adalah untuk mengolah kata, sehingga semua pekerjaan yang berkaitan dengan pengelolaan kata dapat dikerjakan secara mudah dengan bantuan program ini. Tapi selain untuk mengolah kata,surat menyurat,dan membuat dokumen ternyata microsoft juga dapat digunakan untuk membuat desain,dan edit foto. Apabila sobat dunia kampus* ingin membuat desain,atau poster, dengan menggunakan Microsoft sobat dunia kampus* tidak perlu mendownload atau membeli applikasi lagi, selain itu pembuatan nya juga lebih mudah,dan hasil nya juga tidak mengecewakan. Berikut ini tahapan-tahapan yang perlu dilewati untuk membuat desain menggunakan Microsoft Word : Mengetahui Tema Desain Sebelum mulai mendesain di lembar microsoft word, sobat dunia kampus* terlebih dulu diharapkan sudah mengetahui tema desain yang akan dibuat untuk memudahkan sobat du...